Model Baru Sedan Toyota yang Pernah Jadi Mobilnya Menteri
Beli mobil toyota solo
Generasi terbaru dari mobil sedan yang pernah dipakai menteri di Indonesia, Toyota Camry dirilis di Thailand. Memiliki dua pilihan mesin yakni berkapasitas 2.000 cc dan 2.500 cc, mobil dibanderol mulai dari Rp 661 juta hingga Rp 823 jutaan. Menariknya, pada kesempatan sama Toyota Thailand juga membawa Camry versi Hybrid.
Melansir situs resmi Toyota, Toyota Camry terbaru terbagi menjadi empat tipe yakni 2.0G AT, 2.5G AT, 2.5 HV AT, dan 2.5 HV Premium AT. Dimana HV adalah kode untuk Camry varian hybrid.
Di tipe 2.0G AT, mesin 2.000 cc yang diusungnya punya empat silinder segaris VVT-i, dengan outpout power sebesar 164,7 tenaga kuda dengan torsi 199 Nm. Sedangkan tipe 2.5G AT yang punya mesin 2.500 cc VVT-iE dengan transmisi otomatis memiliki kekuatan sebesar 206,14 dk dan torsinya sebesar 250 Nm.
Untuk dua tipe terakhir yaitu 2.5 HV AT dan 2.5 Premium AT, keduanya memiliki mesih hybrid. Yaitu mesin berkapasitas 2.500 cc dengan output 175,5 dk dan torsi 221 Nm, dipadukan dengan motor listrik. Sehingga tenaga maksimum dari Toyota Camry Hybrid terbaru mencapai 208,11 dk.
Prihal desainnya, Camry baru ini memiliki dimensi yang lebih besar (panjang 4.885 mm, lebar 1.840 mm, dan tinggi 1.445 mm) dengan wheelbase sepanjang 2.825 mm (lebih panjang 50 mm dari generasi sebelumnya). Sehingga ruang kabin menjadi lebih lega dan handling disebut makin baik.
Tapi gaya sporty masih kental di Toyota Camry. Bisa terlihat dari desain grill yang lebih melebar, lekukan seksi, sampai pelek berukuran 16 inci (untuk konvensional) dan 17 inci untuk versi hybrid-nya.
Di Thailand, Camry terbaru dihargai mulai dari Rp 661 juta sampai Rp 823 jutaan untuk tipe termahalnya. Di Indonesia sendiri, Camry Hybrid generasi sebelumnya dibanderol Rp 791 juta. Kira-kira bila dibawa ke Indonesia bakal dihargai berapa, ya?
Harga toyota solo
Menyediakan paket DP murah toyota & angsuran murah toyota.
Dikutip dari:
https://m.detik.com/oto/mobil/d-4280094/model-baru-sedan-toyota-yang-pernah-jadi-mobilnya-menteri